Bogor RayaHomeLifestyleNews

Politik “Belah Bambu” Strategi Paling Murah?

Oleh: Effendi Tobing
(Pimpinan Umum BogorUpdate.com)

Opini, BogorUpdate.com
Politik “Belah Bambu” sering kita dengar, bahkan bukan di dunia politik saja, ternyata di dalam sebuah organisasi pun sering terjadi. Karena lebih murah?

Dalam kehidupan sehari hari tanpa kita sadari sering juga terjadi politik belah bambu, baik terhadap sesama teman, keluarga bahkan musuh pribadi.

Secara sederhana, politik belah bambu dapat dimaknai sebagai taktik pecah belah. Aktifitas membelah bambu umumnya dilakukan dengan satu bagian atas diangkat dan bagian bawah diinjak. Semakin kuat bagian bawah diinjak dan semakin kuat bagian atas diangkat, makin cepat terjadi perpecahan.

Menurut Wikipedia, politik belah bambu juga di definisikan sebagai strategi bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah ditaklukan. Itulah yang dahulu dilakukan oleh Snouck Hurgonje (Belanda) untuk menaklukkan Aceh.

Dalam sebuah organisasi, politik belah bambu sering terjadi pada saat-saat genting atau pada saat akan terjadi peralihan kekuasaan, salahsatu contohnya pemilihan ketua organisasi.

Pemilihan ketua adalah hajat terbesar dalam sebuah organisasi, dan tidak bisa dipungkiri pasti ada jurus jitu masing-masing kandidat agar bisa menang. Untuk memuluskan niatannya, para kandidat akan membentuk sebuah tim atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Tim Sukses” alias Timses.

Timses akan berkolaborasi dan mencari cara agar yang di dukung harus menang. Agar mulus, strategi politik belah bambu sering dimainkan peran nya. Akan ada saling melemahkan lawan dengan cara-cara kotor sekalipun dilakukan. Disini saling sikut sesama teman kerap terjadi selama ajang pertarungan belum tuntas. Ini semua tak lepas karena beda prinsip dan beda dukungan karena adanya saling kepentingan.

Timses yang satu menginjak dengan cara melemahkan profil sang lawan agar pemilih tak tertarik dengannya. Dibalik itu cara paling sering dimainkan adalah dengan menjelek-jelekkan sang lawan sembari memuji kandidatnya setinggi langit khususnya dihadapan pemilih yang merupakan sang penentu.

Akhirnya prakkk, seperti nada suara bambu yang dibelah pun terjadi, muncullah perpecahan. KAWAN jadi LAWAN, LAWAN jadi KAWAN. Semua terjadi karena ada janji-janji manis saat memasarkan kandidat yang di elu-elukannya. Biasanya dalam politik belah bambu lupakan dulu istilah salah atau benar strategi nya, intinya tercapai dulu cita-cita yaitu MENANG yang diusung.

Politik belah bambu biasanya cara paling mudah dan simpel dilakukan dalam situasi tertentu. Lupakan dulu bahwa kita pernah menjadi sahabat, selama beda dukungan dalam sebuah kontes, maka jadi lawan pun OK lah.

Namun ketika keinginan masing-masing tercapai, biasanya politik belah bambu ini akan menyatukan jua, atau di istilahkan bibir tersenyum tapi hati menangis. Saat si menang dan si kalah bertemu, maka pemenang akan tersenyum lebar, tapi si kalah akan menangis dalam hati sembari menebarkan senyum terpaksa atau penuh luka.

Apakah pembaca khususnya yang aktif di dunia Politik atau Organisasi juga pernah merasakan atau melakukan politik belah bambu ini?. Itu hanya anda yang tau.

Exit mobile version