Cibinong, BogorUpdate.com – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor, KH. Aim Zaimuddin mengaku mendukung penuh berdirinya Masjid Raya yang akan dibangun oleh Bupati Bogor, Rudy Susmanto di tahun 2025 ini.
Masjid Raya yang akan dibangun di sekitar Stadion Pakansari Cibinong itu, akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi calon jemaah haji di Kabupaten Bogor merupakan terbesar se Indonesia.
“Kami dari PCNU Kabupaten Bogor siap mendukung penuh pembangunan Masjid Raya. Karena dengan keberadaan Layanan Haji dan Umrah Terpadu (LHUT) dan kepentingan haji di Kabupaten Bogor, memang sangat diperlukan. Karena jamaah haji di Kabupaten Bogor ini jumlahnya terbesar se Indonesia,” kata KH. Aim Zaimuddin kepada Bogorupdate.com, Minggu (20/4/25).
Selain itu, jelas Kiai Aim, dengan pemilihan lokasi Masjid di sekitar Stadion Pakansari yang sangat strategis, maka akan menjadi simbol dan marwah Kabupaten Bogor.
“Terkait kehadiran Masjid Raya, memang kita perlu tempat Ibadah yang representatif. Terlebih dengan posisi Pakansari yang strategis, juga menjadi simbol dan marwah Kabupaten Bogor,” jelasnya.
Menurutnya, meski Embarkasih Haji merupakan kewenangan pusat, tapi calon jemaah haji perlu tempat pelayanan dan pembinaan yang representatif yang belum dimiliki oleh Kabupaten Bogor.
Mengingat, jamaah tunggu Kabupaten Bogor itu lebih dari 70 ribu. Pertahun ini bahkan lebih dari 100 ribu jamaah yang sudah mendaftar haji dan belum berangkat.
“Karena itu kan (calon jemaah haji) masa tunggunya hampir 25 tahun. Nah yang penting dari situasi ini dengan jumlah jamaah dan masa tunggu yang sangat lama, harus ada pembinaan. Untuk pembinaan diperlukan tempat yang layak dan representatif. Bogor belum punya itu,” bebernya.
Meski begitu, dia mengaku sangat sepakat soal efisiensi. Namun, jika memang itu untuk kepentingan umat yang langsung dirasakan manfaatnya, maka pembangunan Masjid Raya ini dinilai sangat wajar.
“Kita sangat mendukung efisiensi anggaran. Tapi dalam hal apa yang harus di efisiensikan. Kalau untuk kebutuhan pokok dan kepentingan umat yang dirasakan manfaatnya langsung, saya kira gak masalah,” akunya.
“Pembangunan Masjid Raya ini bukan menghambur-hamburkan, tapi membangun sesuai keperluan. Kalau memang tidak diperlukan, boleh kita efesiensi. Tapi karena ini memang diperlukan, selagi anggarannya masih memungkinkan kenapa tidak,” sambungnya.
Kiai Aim meminta, pembangunan Masjid Raya yang menelan anggaran sesuai dengan pagu sebesar Rp 113 Miliar ini tidak menjadi polemik. Karena dengan APBD Kabupaten Bogor yang mencapai Rp 11,1 Triliun ini masih sangat wajar.
“Saya juga berharap pembangunan ini tidak dipolemikan. Karena anggaran pembangunan Rp 113 Miliar dari APBD Kabupaten Bogor yang mencapai 11,1 Triliun, itu angka yang biasa-biasa saja,” tuturnya.
Dia juga berharap agar proses pembangunan sesuai dengan jadwal dan tidak bermasalah seperti masjid Baitul Faidzin yang dinilai malah lebih bagus sebelum di revitalisasi.
“Harapannya pembangunan bisa berjalan sesuai dengan jadwal dan yang dianggarkan. Lalu kita harus belajar dari revitalisasi Masjid Baitul Faidzin dianggap gagal, banyak yang rusak. Kalau dibanding-banding tuh masih mending masjid yang lama daripada di renovasi,” harapnya. (Ajis)