Bogor RayaHomeNewsPendidikan

Kegiatan Belajar Dibagi 4 Shift, Achmad Fathoni Dorong Disdik Bangun RKB di SDN Nyalindung 

Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni saat meninjau SDN Nyalindung di Kecamatan Cileungsi.

Cileungsi, BogorUpdate.com – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni meninjau SDN Nyalindung, yang berada di Desa Mampir, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, untuk mengecek jumlah murid yang sudah overload atau tidak sesuai dengan rombongan belajar (rombel).

Diketahui jumlah siswa-siswi di SDN Nyalindung mencapai 1.134, yang seharusnya mempunyai 29 rombel. Namun saat ini hanya 9 rombel yang ada, sehingga Siswa-siswi belajar dibagi menjadi 4 shift.

“Jadi saya pertama kali dengar SD nyalindung waktu kita hadir Musrenbang di Kecamatan Cileungsi. Ibu kepsek melaporkan terkait rombel yang kurang, yang buat saya kaget jumlah murid setiap kelas diisi 40 orang dan kelasnya ada 9 saya kaget bagaimana ngaturnya,” ucap Achmad Fathoni kepada Bogorupdate.com, Senin (18/3/24).

Fathoni mengaku, pada saat rapat dengan Disdik komisi III dan sudah menyampaikan beberapa SD salah satunya SDN Nyalindung diberikan atensi karen sudah overload yang luar biasa.

“Tadi beberapa kelas saya tinjau isinya 40 lebih, harusnya normal setiap kelas 20 sampai 30 orang,” ucapnya.

Selain itu, Politisi PKS ini akan terus mendorong terkait kondisi jumlah murid setiap kelas dan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) agar bisa mencukupi murid untuk belajar.

“Yang jelas kami mengecek langsung kelapangan tidak hanya menerima laporan, tapi ditinjau dan kemudian disampaikan ke dinas terkait,” tegasnya.

Sementara Kepala Sekolah SDN Nyalindung, Tintin Rondasih mengeluhkan sarana ruang belajar yang masih kurang jauh, seharusnya rombel di SDN Nyalindung ini mencapai 29, tapi yang ada hanya 9 rombel.

“Jadi kami menyiasati siswa-siswi belajar disini itu ada yang 4 shift ada yang 3 shift karena mengatur ruangan juga,” keluhnya.

Selanjutnya Ia juga menjelaskan, bahkan satu hari kemarin sempat dipadatkan juga ruangan jadi kelas itu sampe 50 orang, tergantung kelasnya yang penting bisa terakomodir.

“Harapan kedepan mudah mudahan pemerintah bisa melihat kondisi sarana pendidikannya, karena kami sebagai abdi negara hanya bisa melaksanakan apa yang mungkin ditugaskan,” pungkasnya. Gus

Exit mobile version