Ilustrasi kopi pait. (Ist)
KOPI PAIT
Oleh : Asep Syahmid
Opini, BogorUpdate.com – Dua Tahun jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) dan Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) Jawa Barat (Jabar), sering kali muncul pertanyaan berapa target medali emas yang akan diraih dalam pesta olahraga empat tahunan terbesar di Jabar tersebut.
Kalau hanya medali emas yang dikejar sih gampang-gampang saja, ada duit bisa langsung cari atlet dengan skema mutasi ! Apalagi kalau ada cuan nya pasti gercep.
Kadang-kadang target yang dimintanya juga tidak sebanding dengan uang pembinaan yang jauh dari kata cukup. Mendekati cukup saja masih jauh.
Jarang sekali ditanya lebih detail kepada pengurus cabor atau pelatih cabor yang ada terkait beberapa soal seperti :
1. Bagaimana program pembinaan dan latihan?
2. Latihannya dimana dan bagaimana kondisi tempat Latihannya?
3. Hari apa saja dan jam berapa latihannya?
4. Pelatihnya siapa dan ada berapa atlet binaan?
5. Apakah ada agenda Try Out dan Try In, berapa kali Try Out serta Try In nya dan kemana saja Try Outnya dilakukan?
6. Apakah ada program Test Parameter Atlet?
7. Bagaimama soal asupan nutrisi, vitamin atau gizi kepada para Atletnya?
8. Bagaimana soal kesejahteraan Atlet dan Pelatihnya?
9. Apakah ada Psikolog Olahraga yang ditugaskan melakukan test psikolog atau konseling kepada para atlet selama pembinaan dilakukan?
10. Apakah tiap bulannya para Atlet dan Pelatih sudah menerima uang pembinaan dari cabor???
Anehnya lagi, masih banyak daerah seperti menjadikan Porprov dan Peparda ini menjadi target utama yang harus diraih.
Mestinya mulai sekarang, semua cabor di KONI dan NPCI tiap daerah harus menjadikan prestasi olimpiade atau juara dunia harus menjadi target utama.
Sementara ajang Porprov dan Peparda hanya sebatas sasaran antara paling rendah sebelum jadi juara PON, Peparnas ataupun Sea Games dan Asean Para Games.
Idealnya, ketika KONI, NPCI dan Kontingen sudah nanya-nanya soal berapa jumlah medali yang akan diraih pada Porprov dan Peparda maka para pengurus cabor, pelatih dan atlet harus balik bertanya apakah uang pembinaannya sudah cukup dan sudah ideal untuk meraih medali yang diminta atau yang ditargetkan???
Selaih itu, apakah uang pembinaan ke Cabor sudah tepat sasaran sehingga bisa dirasakan oleh para atlet dan pelatih.
Jangan bicara soal medali dulu, jika masalah kesejahteraan para atlet dan pelatih masih hanya mimpi. (**)