Olahraga, BogorUpdate.com – Sederet permasalahan yang menimpa Persikabo 1973 dari awal dimulainya Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025, hingga kini masuk ke babak play off degradasi menimbulkan banyak pertanyaan.
Tim kebanggaan warga Bogor itu menjalani musim dengan cukup buruk yakni mendapatkan 13 kali kekalahan, dua hasil seri, dan satu kemenangan dari total 16 laga hingga membuatnya masuk ke putaran babak play off degradasi ke Liga 3.
Tren buruk tidak berhenti sampai disitu, kini saat masuk babak play off pun Laskar Padjajaran masih sulit mendapatkan poin yang membuatnya terdampar di peringkat keempat atau terakhir dalam klasemen Grup B dengan torehan satu poin dari total empat laga dan terancam masuk Liga 3 jika mengalami satu kekalahan lagi.
Bahkan, kondisi itu diperparah dengan jajaran manajemen yang seolah tutup mata terhadap finansial beberapa staf kepelatihan dan pemain yang belum terbayarkan.
Mengenai hal itu, basis suporter yang biasa disebut Kabomania dan Ultras Persikabo Curva Sud (UPCS) bertanya-tanya akan kondisi tersebut kepada para pemain dan pelatih usai Laskar Padjajaran dipecundangi Dejan FC 1-3 di Stadion Pakansari, Selasa, 4 Februari 2025.
“Di luar pulau kita ada, kita sudah habis-habisan segala macam, banyak yang bolos kerja, kalo dari awal kaya gitu ga usah ada di Persikabo,” ujar ketua suporter Kabomania, Heri Khaeruman kepada BogorUpdate.com di Stadion Pakansari usai laga.
Kemudian, Heri heran mengenai tagar ‘#semangatbaru’ yang diusung Persikabo 1973. Menurutnya, seluruh pemain justru tidak menampilkan semangat bertanding di lapangan.
“Bagi gua lu semua (pemain) ga pantes pake logo Persikabo di dada ini, yang jelas kami kecewa dengan hasil ini, kita sudah tau kalo soal kebobrokan yang ada di manajemen ini,” tuturnya.
“Kami sudah layangkan surat kepada manajemen untuk audiens pra play off, tapi respon dari manajemen mana yang katanya setiap menjelang pertandingan akan menemui suporter tapi realitanya mana. Masa iya kami harus turun ke jalan untuk bertindak anarkis, kami sudah dewasa,” sambungnya.
Menanggapi hal itu, salah satu pemain Persikabo 1973, Muhammad Fadhil akhirnya membeberkan kondisi internal yang terjadi pada Laskar Padjajaran seperti kurangnya asupan makanan, hingga gaji yang belum sepenuhnya terbayarkan.
“Internal di Persikabo itu memang lagi ga sehat dari awal gua gabung, tim ini lagi banyak pengeluaran, cuma kita sebagai pemain ga speak up. Bayangin pemain profesional sekelas kita kadang di mess ga ada makan, kita disini sudah maksimal,” ucapnya.
Sementara itu, Pelatih Persikabo 1973, Budiarjo Thalib menyebut bahwa rusaknya internal manajemen Laskar Padjajaran berimbas ke performa pemain di lapangan.
Namun, Budi bersama anak asuhnya bertekad di sisa dua laga terakhir akan tampil habis-habisan demi menjaga asa bertahan di Liga 2.
“Kita belum game over, apa yang menjadi tanggung jawab saya pastinya akan berjuang hingga titik darah penghabisan,” tegasnya.
Sekadar informasi, Persikabo 1973 masih memiliki dua laga sisa di babak play off degradasi yang wajib dimenangkan jika ingin bertahan di Liga 2. Tepatnya saat menjamu Adhyaksa FC, serta terakhir bertandang ke markas Bekasi City. (Erwin)