Kemang, BogorUpdate.com – Saat hari raya lebaran atau Idul Fitri, tak lengkap rasanya jika tak menghadirkan makanan spesial.
Selain ketupat dan sayur opornya, bagi warga Kabupaten Bogor, lebaran kurang afdol tanpa menghidangkan dodol. Panganan berasa manis ini selalu dicari menjelang hari Idul Fitri.
H Toto, salah satu pembuat dodol mengatakan, makanan olahannya selalu diburu jika Ramadan tiba, terlebih kalau hari raya sudah dekat. “Ya pasti, banyak yang beli,” katanya kepada wartawan, Senin (17/3/25).
Laki-laki berusia 66 tahun ini bisa menjual 5 kwintal dodol pada saat Ramadan dan lebaran. Jumlah ini lebih banyak bila dibandingkan dengan hari biasa. “Kalau lebaran pasti habis,” ucapnya.
Toto yang sudah 47 tahun menjadi pembuat dodol itu memberikan resep dodol. Bahan yang diperlukan adalah ketan giling, gula, santan, dan air pandan dicampur menjadi satu.
Biar lebih matang, adonan itu perlu diaduk-aduk hingga 8 jam lamanya. Toto memperkerjakan 4 orang karyawan untuk membantunya. “Mereka yang ngaduk, saya tinggal mantau,” ujar dia.
Dodol tersebut kemudian di bungkus dengan plastik memanjang seperti silinder. Setiap bungkus berisi sekitar setengah kilogram yang dia jual dengan harga Rp 25 ribu. Menurut Toto, dodol olahannya berbeda dengan dodol lainnya.
Selain lebih awet tanpa menggunakan pengawet buatan, panganan tradisional ini juga menggunakan gula kawung, bukan gula pasar seperti kebanyakan dodol lainnya. Menurut Toto, gula tersebut tak terlalu manis dan lebih enak. “Jadi kalau dibikin makanan juga enak,” katanya.
Rina (44) salah satu penikmat dodol H Toto mengatakan selalu menyediakan panganan tersebut saat lebaran. Selain untuk hidangan, dodol itu juga dijadikan hantaran bagi tetangga dan kerabatnya. “Sudah tradisi,” kata warga Rancabungur, Kecamatan Rancabungur. (Dyn)