Cibinong, BogorUpdate.com – Pengamat Transportasi dan Tata Kota, Yayat Supriatna buka suara terkait batalnya 20 unit bus rute Cibinong-Puncak tersebut.
Salahsaru alasannya, kata Yayat Supriatna, adalah anggaran yang tidak mencukupi karena di potong oleh Pusat.
“Jadi ditunda, itu ga ada anggaran. Saya barusan konfirmasi sama Dishubnya bahwa untuk anggaran Kabupaten Bogor tuh untuk BTS (buy the service) tidak ada, karena ada pemotongan anggaran dari pusat untuk program BTS,” ujar Yayat Supriatna saat dihubungi BogorUpdate.com, Selasa (21/1/25).
Menurut pandangan Yayat, ada banyak hal yang membuat batalnya bus tersebut beroperasi pada Februari 2025.
“Kalo bulan Februari itu mau dilaksanakan launching yang pertama satu armadanya dari siapa, bisa ga armada itu mengerjakan 20 bus dalam satu bulan, ga mungkin,” ucapnya.
“Kedua itu ketua operatornya siapa, haltenya bagaimana, bus stopnya dan lelangnya bagaimana. Maka ini harus jelas dulu dari pusatnya,” sambungnya.
Oleh karena itu, Yayat menyarankan kepada jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor agar bisa lebih baik lagi dari segi sosialisasi yang dilakukan dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengenai pengadaan hingga titik-titik yang akan dilintasi bus tersebut.
“Ga jadi (batal beroperasi) karena dipotong anggaran, jadi ini kita kena prank. Harusnya kita lebih cermat lagi nih, jangan mudah kena jani-janji surga lagi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Muhamad Sapharri mengkonfirmasi terkait batalnya bus tersebut pada Februari 2025.
“Infonya gitu (batal di Februari 2025), tapi kita tunggu release resminya,” ungkap Muhamad Sapharri saat dikonfirmasi via seluler dengan singkat. (Erwin)