BNPB Minta Pemprov DKI Waspadai Penyebaran Covid-19 dari Pemudik Asal Sumatera

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. (Foto/BNPB)

Nasional, BogorUpdate.com
Dalam gelombang arus balik Lebaran 1442 Hijriah/2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar jajaran Pemprov DKI Jakarta dan sekitarnya untuk mewaspadai penyebaran Covid-19 yang berpotensi dibawa pemudik asal Sumatera.

“Pemerintah daerah (Pemda) harus paham bahwa sesuai Surat Edaran Nomor 13 sudah diberlakukan mandat ke petugas di daerah untuk rapid test 1×24 jam. Ini harus dilakukan dan kita masih harus bekerja lebih keras untuk mencegah dan mengatasi penularan Covid-19 di negara kita ini,” terang Kepala BNPB Doni Monardo dalam siaran pers tertulisnya, Rabu (19/5/21).

Usai berakhirnya masa peniadaan mudik Hari Raya Idul Fitri pada 17 Mei 2021, menurut Doni, pemerintah masih terus melanjutkan upaya antisipasi terjadinya gelombang arus balik dari para pemudik. Salah satunya yakni, arus balik dari Pulau Sumatera menuju DKI Jakarta dan sekitarnya.

Adapun, Pulau Sumatera dinilai perlu mendapat perhatian lebih karena menurut data Satgas Penanganan Covid-19, hampir seluruh wilayah di Pulau Sumatera masuk ke dalam zona merah dan oranye Covid-19.

Zona merah artinya berisiko tinggi menularkan virus Covid-19. Sementara, zona oranye berisiko sedang. Doni menegaskan agar jangan sampai ada keragu-raguan dari petugas di daerah dalam menegakkan aturan. Mulai dari pemeriksaan sampai kewajiban antigen di setiap titik penyekatan.

Terpisah, sebelumnya Menteri Koordninator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin rapat koordinasi (rakor) antisipasi arus balik dari Pulau Sumatera bersama para Kapolda, TNI, beserta Menteri Perhubungan, Menteri Kesehatan, dan Kepala BNPB.

Di kesempatan rakor yang dilakukan secara virtual itu, Menko PMK menyampaikan beberapa catatan yang patut diperhatikan. Antara lain, potensi para pemudik yang tertular varian baru SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

“Inilah pentingnya dilakukan genome sequencing. Mereka yang dari luar negeri harus kita antisipasi karena fokus kita ke pencegahan varian baru seperti ada dari Afrika, Inggris, ataupun India,” pungkas Menko PMK. (bu/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *