Cibinong, BogorUpdate.com – Aliansi Mahasiswa Bogor (AMB) dan Forum Cendikiawan Muda Indonesia (Force-Mi) akan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bogor, serta melaporkan PT Dana Persada Raya Motor Industry ke Kementrian Tenaga Kerja, dan Polda Jawa Barat.
Hal ini di buntut adanya aduan dari pekerja PT. Dana Persada Raya Motor Industry yang berlokasi di Kompleks Industri Branta Mulya, Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Koordinator Pusat Force-Mi, Ramdhan Agung Giri Nugroho mengatakan, para pekerja tersebut mengaku sudah dizalimi oleh perusahaan yang memproduksi Helm merk ternamaan itu soal gaji yang tidak sesuai dengan apa yang dilaporkan kerpada Disnaker Kabupaten Bogor yang mencapai Upah Minimum Regional (UMR).
Namun kenyataannya, pekerja hanya menerima upah setiap bulannya sebesar Rp 2 Juta. Nilai tersebut jauh dari UMR seperti yang dilaporkan oleh PT. Dana Persada Raya Motor Industry.
“Gaji itu kan di laporkan rutin, nah ada yang janggal, gaji yang di laporkan ke Disnaker itu sesuai dengan UMR Kabupaten Bogor, namun fakta nya yang di bayarkan itu jauh di bawah itu, ada di kisaran 2 jutaan saja,” katanya kepada Wartawan, Rabu (31/7/24).
Hal itu, tegas Ramdhan, menimbulkan kecurigaan adanya kong kalikong antara perusahaan dengan Disnaker Kabupaten Bogor dalam penerapan aturan gaji dan pengawasan dilapangan.
“Bukankah ini bentuk kelemahan Disnaker Kabupaten Bogor dalam pengawasan ? Atau memang tau tapi bungkam karena ada kesepakatan jahat, itu lah yang menuntun kami untuk turun ke jalan,” tegas Ramdhan.
Menurut Rhamdan, gerakan aksi unjuk rasa ini bukan tanpa alasan mengingat sikap perusahaan yang di nilai tidak kooperatif dan Disnaker yang diam akan persoalan ini.
“Pertama pihak perusahaan tidak kooperatif, memang Bipartit pertama mereka mau menemui buruh yang mengadu, dan saya mendampingi, namun tidak ada hasil kesepakatan, sehingga kami kirimkan lagi Bipartit kedua, dan sampai pihak perusahaan tidak memberikan konfirmasi apapun,” bebernya.
Dia meyakini, jika Disnaker Kabupaten Bogor sudah mengetahui adanya aduan dan kejanggalan tersebut, namun cenderung pasif dan tidak bergerak aktif. Itulah alasan Aliansi Mahsiswa Bogor dan Force-Mi, akan melakukan aksi di depan kantor Disnaker.
“Disnaker sudah tau, ada kami udah ketemu sama mereka, tapi cenderung pasif, dan bungkam, bahkan diri nya menduga ada kongkalingkong antara pihak PT, dengan pihak Dinas dalam laporan gaji yang tidak sesuai dengan apa yang di bayarkan,” jelasnya.
Ramdhan juga menjelaskan terkait beberapa point pelanggaran, baik administrasi maupun, pidana yang merugikan pekerja, dan di lakukan oleh PT. Dana Persada Raya Industry, dan menurutnya pelanggaran itu sangat fundamental dan fatal.
“Banyak kesalahan mereka yang kami duga ini adalah kesalahan fatal, mulai dari Gaji yang tidak sesuai UMR, yang tentu ini melanggar Pasal 185 UU Cipta Kerja, dimana sanksi pidana jelas ada disana. Belum lagi sisa kontrak yang tidak di bayarkan, tidak adanya PKWT/PKWTT (Perjanjian kerja), dan tidak di berikan BPJS dalam bentuk apapun,” jelasnya lagi.
Adapun beberapa tuntutan yang akan di lemparkan saat demo nanti, adalah diantara lain:
1. Meminta PJ Bupati Bogor untuk memecat Kepala Dinas Ketenaga kerjaan Kabupaten Bogor yaitu Juanda Dimansyah.
2. Mendesak Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor untuk meng audit dan memeriksa harta kekayaan seluruh petinggi Disnaker Kabupaten Bogor.
Adapun terkait laporan ke Polda Jawa Barat, Ramdhan mengaku sudah menyiapkan berkas-berkas bersama tim Advokasi, guna memeperjuangkan hak buruh yang di duga telah di rampas.
“Karena sebagaimana termaktub dalam UU Cipta Lapangan kerja, pasal 185, bahwa Barangsiapa yang tidak membayar sesuai UMR, bisa di pidana paling sebentar satu tahun dan paling lama empat tahun, dengan denda paling sedikit seratus juta, dan paling besar empat ratus juta,” tukas Ramdhan.
Ditempat yang sama, Koordinator AMB, Ija Nasrullah, mengaku akan turut berjuang total, bersama Force-Mi, dan masyarakat untuk tegak nya keadilan di Bumi Tegar beriman.
“Jangan sampai rakyat di tindas di tanah sendiri oleh pengusaha culas, dan jangan sampai pejabat ada yang berpihak pada pengusaha, hirarki ini harus di runtuhkan dan kami siap bergandeng tangan, turun ke jalan menuntut keadilan di Bumi Tegar beriman,” tegas Ija.
Dirinya mengaku sudah mempersiapkan 6 kampus yang berafiliasi dengan AMB, untuk merapatkan barisan turun ke jalan, menuntut keadilan untuk buruh yang sedang di tindas. (**)