PT PPLI menggelar Ngopling bersama AJPLI Bogor Raya di Taman Budaya, Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Kamis (7/3/24). (BU)
Babakan Madang, BogorUdpate.com – Genap 30 tahun, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) menggelar Ngobrol peduli lingkungan (Ngopling) bersama Aliansi Jurnalis Peduli Lingkungan Indonesia (AJPLI) Bogor Raya di Taman Budaya, Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Kamis (7/3/24).
Berbagai isu lingkungan kembali menjadi topik hangat dalam diskusi yang diperbincangkan kali ini. Dimana PPLI tetap menjadi salah satu perusahaan Pengelola limbah B3 terbaik di Indonesia.
Menurut Manager Humas PT PPLI, Arum Pusposari, diusia 30 tahun PT PPLI tetap mengutamakan sistem enebelity yang saat ini memang digalakan konsep sirkular ekonomi. Dengan mengutakan konsep daur ulang manfaat dan pengurangan material untuk limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).
“Dalam tiga dekade melindungi bumi, kita PPLI sudah berdiri 30 tahun menjadi perusahaan industri dan dari tahun 1994 kita juga sebagai pemimpin pengelolaan industri terbaik di Indonesia dan sekarang kita masih tetap menjadi nomor satu di Indonesi,” ucap Arum Pusposari kepada wartawan.
Selanjutnya Arum juga sangat berterimakasih kepada rekan-rekan jurnalis yang telah mensuport dan menjadi bagian dengan PPLI melalui AJPLI.
“AJPLI menurut kami merupakan sebuah komponen yang sangat penting bagi kami. Karena tanpa jurnalis ini kita bukan apa apa, jadi kita ingin melakukan pengelolaan terbaik dan kita ingin memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan kita,” tuturnya.
“Agenda ngobrol lingkungan ini akan terus kita lakukan, Agar progres bahasan isu lingkungan dan langkah nyatanya bisa kita direalisasikan melalui program yang dihasilkan dari setiap diskusi,” sambungnya.
Sementara Techincal Support Manager PPLI Muhammad Yusuf Firdaus menyampaikan, Perusahaan pengolah limbah bahan berbahaya beracun (B3), PT PPLI terus lakukan pemantauan terhadap kondisi air tanah di 13 sumur yang dimilikinya.
“Kalau sumur pantauannya sejauh ini aman aman saja kareja untungnya lokasi ada di Desa Nambo itu memang ada air tanah d bawahnya cuman air tanah nya itu bukan mengalir dari hulu kehilir jadi hanya air yang terperangkap,” kata Yusuf Firdaus.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, misalnya ketika bocor alirannya tidak akan kemana mana alias terkurung disitu jadi sumur pantau selama itu aman saja. Karena memang sudah di teropong sama konsultan bahkan konsultan luar waktu itu ini bukan air yang mengalir.
“Untuk kedalaman beda-beda karena muka airnya beda kan ada yang paling deket daerah Nambo dan sekitarnya itu sekitar 60 meter baru ketemu termasuk sumur warga itu juga kedalamannya paling rendah,” cetusnya.
Ia juga menjelaskan, untuk lahan PT PPLI saat ini cuman 66 hektare, dan daya tampung sebelum pandemi hitungan awalnya sampai tahun 2028. Karena tiba tiba pandemi artinya berkurang limbah yang masuk ke PT PPLI kira kira 2032 bahkan 2036.
“Limbah yang masuk bervariasi, bukan yang berbahaya saja tapi yang industri, makanan kadaluarsa dan juga bahan yang basi,” pungkasnya.