Warga Botim Pertanyakan Dana Hibah Sampah DKI, Rahya: Kami Merasa Dibodohi

Cileungsi, Bogorupdate.com
Masyarakat yang tinggal di Timur Kabupaten Bogor, beberapa tahun silam melakukan aksi demo penutupan akses kendaraan truk pengangkut sampah milik Provinsi DKI Jakarta menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, yang melintasi dua Kecamatan yakni, Kecamatan Gunung Putri dan Kecamatan Cileungsi.

Penutupan akses truk yang dilakukan tepat di Fly over Cileungsi itu dilakukan lantaran warga yang dilintasi tidak tahan dengan bau tidak sedap yang dikeluarkan oleh truk pengangkut sampah. Selain itu, warga yang tepat berada di pinggiran jalan raya Transyogi tidak menerima manfaat apapun dari Pemprov DKI. Setelah ada kesepakatan, akhirnya warga Cileungsi membuka blokade jalan tersebut.

“Yang sangat dirugikan sama Provinsi DKI Jakarta itu adalah Masyarakat yang ada di Bogor Timur (Botim), yakni Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri, Desa Cileungsi, Desa Cileungsi Kidul, Desa Pasirangin, Desa Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi. Dua Kecamatan tersebut dilintasi truk pengangkut sampah dari Provinsi DKI Jakarta. Setiap hari warga yang di lintasan jalan Raya Transyogi tersebut menghirup udara bau tidak sedap dari truk sampah yang melintas,” ujar Wakil Ketua laskar Maung Bodas (LMB), Kabupaten Bogor, Agus Rahya kepada Bogorupdate.com, Rabu (20/1/21).

Rahya salah satu perwakilan warga Botim itu menambahkan, padahal bantuan dari Provinsi DKI setiap tahun mengalir ke Pemda Bogor. Pemda DKI memberi bantuan kepada Pemda Bogor karena truk pengangkut sampah melintasi jalan Raya Gunung Putri dan Cileungsi. Sedangkan masyarakat Botim yang dilintasi truk sampah tidak merasakan langsung atas pembangunan dari bantuan Pemprov DKI yang di salurkan melalui proposal Pemda Bogor.

“Kami (warga Botim) merasa dibodohi oleh Pemkab Bogor, karena tidak transparan terkait dana hibah yang didapat dari Pemprov DKI. Padahal, dana hibah tersebut pasti ada yang ditujukan untuk yang terdampak langsung dari truk sampah. Namun sampai sat ini belum merasakan manfaat apapun dari dana hibah tersebut,” tegasnya.

“Apakah Anggota DPRD Kabupaten Bogor yang berangkat dari Dapil II Botim tidak tahu atas usulan atau proposal Bupati Bogor setiap tahun ke Propinsi DKI Jakarta. Dia Memohon para Anggota Dewan peduli terhadap Masyarakat Botim khususnya terkait dana hibah agar bisa transparan,” pintanya.

Apabila para wakil rakyat tidak bisa memenuhi permintaan warganya, mungkin dengan cara memblokir kembali akses truk sampah bisa membuat pemkab Bogor bisa transparan dan warga Botim baru bisa merasakan manfaatnya.

“Kalau masyarakat Bogor Timur tidak tersentuh atas bantuan dana Hibah dari Provinsi DKI, maka masyarakat Bogor Timur yang dilintasi truk sampah DKI akan melakukan aksi Demo menutup kendaraan Truk Sampah yang melintasi jalan Raya Gunung Putri dan Cileungsi yang tujuan TPST Bantar gebang di suruh puter balik ke Jakarta,” tukasnya.

 

 

 

 

 

(Jis/Bing)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *