Pemkot Matangkan Proyek Double Track

Foto ilustrasi (Net)

Kota Bogor, BogorUpdate.com
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mematangkan proyek double track atau rel ganda jurusan Bogor-Yogyakarta, hal itu tujuannya untuk memaksimalkan fungsi Stasiun Bogor dengan Stasiun Paledang, untuk menekan bangkitan penumpang comutter line.

Pemkot Bogor melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kamis (15/10/20)

Selain itu turut hadir juga Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) bersama Balai Perkeretaapian Jawa Barat dan PT. KAI kembali meninjau lokasi kedua stasiun yang letaknya berdekatan tersebut.

Sekretaris Bappeda Kota Bogor, Rudy Mashudi mengatakan bahwa rencana mengintegrasikan Stasiun Bogor dengan Paledang harus dibahas bersama lantaran hal itu menyangkut Proyek Strategis Nasional (PSN) double track.

“Semuanya akan diintegrasikan sehingga perlu adanya masukan untuk program pembangunan di kawasan sStasiun Bogor,” ungkap Rudy kepada wartawan, Kamis (15/10/20).

Rudy menjelaskan bahwa Pemkot Bogor mengusulkan empat opsi kepada pemerintah pusat terkait pengintegerasian kedua stasiun itu.

Menurut dia, pertama yakni pembangunan underpass di Jalan Kapten Muslihat, sehingga bangkitan penumpang akibat adanya double track tersebut takkan membebankan lalu lintas Kota Hujan.

“Sebab, ketika double track telah selesai. Setiap harinya akan ada enam trip (perjalanan) kereta dari Bogor ke Yogyakarta. Namun, hal itu akan berimbas terhadap pelebaran jalan dan terpangkasnya pepohonan,” jelasnya.

Kedua, pembangunan frontage atau jalan satu arah di kawasan tersebut. Ketiga, pembangunan fly over, sedangkan yang terakhir adalah penutupan jalan di kawasan dari depan Kantor PLN hingga Alun-Alun (eks Taman Topi).

“Kalau opsi penutupan jalan yang akan diambil, artinya akan ada rekayasa lalu lintas dengan memaksimalkan jalan di sekitaran area tersebut,” ucapnya.

Kendati demikian, sambung dia, keempat usulan opsi tersebut masih dibahas dan akan dikaji bersama pemerintah pusat. “Akan dipelajari rencana, untuk anggaran semuanya berasal dari pusat, nominalnya belum diketahui,” katanya.

Rudy mengatakan, dua pekan kedepan Pemkot Bogor akan menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah pusat mengenai pengintegerasian Stasiun Bogor. “Nanti dari situ akan diputuskan siapa yang akan membuat Detail Engeneering Design (DED),” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dishub, Eko Prabowo mengungkapkan bahwa pihaknya masih mencoba menyamakan konsep dengan pemerintah pusar mengenai empat opsi yang ditawarkan Pemkot Bogor tersebut.

“Pemkot sudah memberikan sejumlah alternatif untuk kepentingan terintegrasi di stasiun Bogor, utamanya simpul simpul jalan yang dilintasi oleh kereta api,” katanya.

Dari empat opsi itu, sambung Eko, akan dikaji satu persatu dan akan diteliti bagaimana rekayasa lalu lintasnya. Termasuk disinergiskan dengam program rerouting angkot di jalur tersebut,” jelasnya.

Eko menuturkan bahwa empat opsi yang diusulkan Pemkot Bogor akan ada plus dan minusnya terkait bangkitan lalu lintas. “Semua ada kekurangan dan kelebihan, jadi tidak bisa diputuskan terburu-buru,” tandasnya.

 

 

 

 

 

(As/Bing)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *