Melongok Kinerja IPSM Kab Bogor, Relawan Tanpa Pamrih

BOGOR – UPDATE
Berawal terbentuknya Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (FKPSM) Kabupaten Bogor pada tahun 2004 silam, yang mana kini telah berubah nama menjadi Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) pada maret 2016 lalu atas dasar Peraturan Menteri Sosial (Permensos) tahun 2012 tentang IPSM, dimana keberadaannya hingga kini sangat berperan aktif bagi kalangan masyarakat kalangan menengah ke bawah di Bumi Tegar Beriman. Pasalnya, semenjak 13 tahun lalu IPSM ada ditengah-tengah warga Kabupaten Bogor terus memberi kesan positif untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan sosial maupun kesehatan yang layak tanpa pandang bulu dan pamrih.

Ketua umum , Dian Firmansyah menuturkan untuk sampai saat ini IPSM yang sudah beranggotakan 800 orang dari target 2500 relawan berjiwa sosial, mampu memberi kesan positif dalam memecahkan persoalan dikalangan masyarakat kurang mampu untuk mendapat hak yang sama yaitu perihal kesehatan maupun sosial.

“Alhamdulillah sejak saya ikut berperan dalam struktural sejak berdirinya IPSM dibawah naungan Dinsosnakertrans kala itu, hingga kini. Kami tanpa pandang mulu mau itu orang kaya ataupun warga miskin kita bantu semaksimal mungkin tanpa pamrih,” kata Dian kepada Bogorupdate.com, Sabtu (17/06/2017) dini hari.

Ia menjelaskan, dari target keanggotaan sebanyak 2500 relawan IPSM, pihaknya mengaku hanya baru 22 Kecamatan dari 40 Kecamatan se-Kabupaten Bogor yang baru. Lantaran, kurang pedulinya pemimpin tingkat Kecamatan yakni Camat dan kepala Desa yang belum enggan adanya IPSM di wilayah tersebut.

“Dari 40 pemerintahan Kecamatan se-Kabupaten Bogor ini, dimana hanya baru 22 Kecamatan saja yang baru ada IPSM. Karena, berdiri atau tidaknya IPSM di kecamatan sangat tergantung dari Camat dan kepala Desa diwilayah itu karena Surat Keputusan (SK) tentang IPSM tingkat desa dan Kecamatan itu kan dikeluarkan langsung dari kedua pemimpin tersebut. Sedangkan, jika kita mengacu pada Permensos tahun 2012 tentang IPSM dimana tiap tingkat Desa dan Kecamatan itu hukumnya sangat wajib harus ada IPSM, jadi dari 18 Kecamatan yang belum kami disana kembali kepada kesadaran dari kepala pemimpin wilayah itu sendiri,” bebernya.

Lebih lanjut pria yang kerap disapa Dian itu mengatakan, sesuai aturan Permensos tadi seharusnya untuk per-Desa angfora IPSM harus ada 5 orang, atau 7 orang per-tingkat Kecamatan. Namun kenyataannya, sambung dia, dari itu semua dimana keberadaan IPSM masih hanya ada di 22 tingkat Kecamatan.

“Yah mau bagaimana lagi, karena hasil konsolidasi baru 22 kecamatan yang terbentuk kepengurusannya, sisanya masih ada 18 Kecamatan yang masih menunggu kesadaran dari pemimpin wilayah itu agar dibentuknya IPSM di daerah mereka,” ungkapnya.

Selain itu, masih kata Dian, untuk anggota IPSM yang sudah lama bergabung demi menjalankan jiwa sosial, dimana mereka selama ini tanpa menerima gaji seperak pun meski IPSM tersebut berada dibawah naungan langsung Dinas Sosial maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Hal itu seperti yang diungkapkan, salahsatu relawan tanpa pamrih yakni Kurnia Haryono alias Yayan sapaan akrabnya.

Pria yang beralamat di Desa Pasirmukti, Kecamatan Citeureup itu mengemukakan, sejak dirinya memutuskan ikut bergabung menjadi relawan IPSM pada tahun 2015 silam bersama anggota lainnya, dengan nada rendah ia menjelaskan.

“Jika saya selama memutuskan ikut serta bersama bapak Dian selaku ketua Umum IPSM sama sekali tidak menerima upah seperak pun, jadi saya disini hanya bermodalkan Sajuta (Sabar Jujur, dan Tawakal) saja serta jiwa sosial membantu sesama tanpa pamrih,” urainya.

Yayan juga bercerita, meski IPSM ini terbentuk sudah 1 Dasarwarsa 6 Semester (13tahun,red) dimana Dinas yang menaungi atau Pemerintah Daerah setempat terkesan menganaktirikan IPSM tersebut. Pasalnya, ungkapan dirinya itu tanpa ada dasar terlebih dulu dengan melihat kurang perhatian pemda maupun instansi terkait.

“Yah kalau saya boleh cerita, untuk operasional ambulance IPSM ini saja baru ada sejak Oktober 2016 lalu. Itu juga yang memberikan dari orang dermawan yang sudah berkenan dengan memberikan mobil ambulance tersebut secara cuma-cuma kepada kami untuk memudahkan tugas-tugas sosial kami setiap harinya. Padahal tahu sendiri IPSM ini kan milik plat merah atau dibawah naungan langsung Dinas Sosial Kabupaten Bogor saat ini,” tegasnya.

Walaupun begitu, dirinya mengaku tetap menjalankan jiwa sosial tanpa pandang bulu dan pamrih. Demi membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat.

“Alhamdulillah, selama saya ikut di IPSM tidak pernah berfikir untuk mencari materi sedikit pun, intinya saya hanya mau meringkan beban masyarakat yang butuh bantuan kami di sini. Karena, jiwa sosial saya tumbuh sejak masa kecil dimana masa lalu saya yang dulu berkehidupan sangat miris, lantaran ketidakpunyaan keluarga saya yang pernah lebih miskin dari orang melarat, pernah senangnya saat dibantuin oleh orang lain,” tutupnya. (Srl)

Berikut foto-foto kegiatan sosial relawan IPSM Tanpa Pamrih.

Ini dia, Sosok Ketum IPSM Relawan Tanpa Pamrih, Dian Firmansyah.
Terlihat, ketum IPSM Kab. Bogor saat makan bersama, usai mendampingi Pemred Bogorupdate.com (grup kabar faktual) membawa mertua laki-lakinya ke RSUD Ciawi, Jumat (16/06/2017) malam.
Ini dia, satu-satunya operasional mobil ambulance yang dimiliki IPSM Kabupaten Bogor.

 

 

Editor: Sahrul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *