Lahan Persawahan warga desa Cikutamekar, Kecamatan Cariu. (Ist)
Cariu, BogorUpdate.com – Uteng, kepala Desa Cikutamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, sebut 90 persen warganya bergantung hidup dari hasil pertanian.
Menurutnya dengan adanya pembangunan bendungan Cibeet hal itu berdampak terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakat Desa Cikutamekar.
“Masyarakat Cikutamekar menjerit apabila wacana As Bendungan Cibeet terus dilanjutkan sebab puluhan hektar lahan sawah sebagai mata pencahariannya harus dikorbankan,” ungkapnya beberapa saat lalu kepada BogorUpate.com, Sabtu (18/11/23).
Dirinya tidak menampik manfaat adanya As Bendungan Cibeet untuk masyarakat Desa Cikutamekar akan tetapi dia berharap adanya perhitungan yang matang dan masyarakat tidak melulu harus menjadi korban.
“Manfaat untuk masyarakat dengan adanya bendungan memang ada manfaatnya untuk mengairi sawah masyarakat tapi disini banyak yang dikorbankan,” katanya.
“Coba cari tempat yang cocok, selain lahan pertanian juga ada tempat religi juga, tetap saya mendukung dengan adanya bendungan Cibeet tapi jangan disitu,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Penempatan As Bendungan Cibeet medapat penolakan ratusan masyarakat Desa Kutamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor beserta keturunan terdampak Proyek Strategi Nasional (PSN) tersebut.
Penolakan dengan menggelar aksi unjuk rasa itu dilakukan lantaran proyek itu akan memakan lahan pemakaman leluhur masyarakat desa Kutamekar.
Masyarakat desa Kutamekar beserta keturunannya memasang spanduk di tujuh titik yang bertuliskan “Kami atas nama keturunan leluhur kami tidak akan melepas tanah warisan kami sekali pun diganti untung”.
Menurut salah seorang warga Desa Kutamekar, Abah Karman mengatakan, bahwa warga menolak adanya pembangunan As yang berlokasi di makom leluhur.
“Semua masyarakat Desa Kutamekar kp Leuwianjing menolak adanya pembangunan AS Bendungan yang terletak di area pemakaman leluhur kami,” ucapnya.
“Kami warga sudah tegas menyatakan penolakan dan melepaskan tanah leluhur kita,” sambungnya dengan nada tegas.
Sementara itu, Kepala Desa Kutamekar, Uteng membetulkan bahwa warga desa Kutamekar menolak adanya pembangunan As Bendungan Cibeet di area Makom para leluhur masyarakat Desa Kutamekar.
“Secara informasi, terkait pembangunan bendungan sejak tahun 2017 kita sudah mendapatkan informasi. Namun sejak awal kita menolak, dikarenakan As tersebut berdiri di atas wilayah makom leluhur,” jelas Uteng.
Lebih lanjut, Dia menjelaskan bahwa makam tersebut adalah makam tertua, yang dipercayai oleh masyarakat. Jadi keasliannya perlu dijaga betul-betul.
“Ya solusi satu-satunya As Bendungan tersebut dipindahkan ke hulu. Dan jangan sampai makam-makam karomah ini terganggu,” tukasnya.