Fatoni Saputra, Alumni IPB University dan Pendiri Dua Perusahaan Bagikan Ilmunya Soal Pupuk Organik

Lifestyle, BogorUpdate.com
Program Studi Teknologi Industri Benih Sekolah Vokasi IPB University mengadakan webinar penyuluhan pertanian dengan tema “Pupuk yang Optimal Untuk Komoditas Pertanian”, Rabu (26/5/21) lalu. Webinar ini menghadirkan alumni IPB University dari Program Studi Teknologi Industri Benih yaitu Fatoni Saputra. Fatoni merupakan pendiri PT Madani Agri Lestari dan PT Vila Tani Indonesia.

Fatoni menjelaskan, pemupukan bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, memberikan nutrisi untuk tanaman, serta mengurangi persaingan unsur hara. Pemupukan yang lengkap dan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman karena dapat mengembalikan hara yang telah hilang.

Tanpa pupuk, kata Fatoni, tanaman tidak bisa tumbuh secara normal. Kebutuhan tanaman berbeda pada fase vegetatif. Di samping itu, petani harus memahami varietas tanaman yang ditanam dan kebutuhan tanaman.

“Pemupukan sebaiknya dilakukan saat teduh. Waktu ideal untuk pemupukan adalah menjelang maghrib,” saran konsultan agronomi ini.

Dirinya turut bercerita tentang pengalamannya ketika belum berhasil menanam tanaman dalam percobaan pertama. Berbekal pengalamannya tersebut, dirinya menambahkan kapur serta pupuk pada percobaan kedua dan berhasil.

Pada kesempatan ini, alumnus IPB University itu juga menjelaskan mengenai pemupukan organik. Dirinya menyarankan pemupukan organik secara bertahap. Pupuk organik sebaiknya diberikan dalam jumlah banyak untuk keberlangsungan hidup tanaman.

“Pupuk organik tidak bisa diberikan setiap hari, sebaiknya dua kali seminggu. Sebelum menanam, keasaman tanah dan hal-hal yang perlu dilakukan,” ungkapnya.

Fatoni berharap webinar ini bisa membantu petani dan mengubah pola pikir petani Indonesia. “Petani harapannya bisa komitmen dan konsisten dalam menggunakan pupuk organik. Jangan berhenti melakukan sesuatu yang berbeda, karena petani diharapkan inovatif karena teknologi akan selalu berkembang. Bertani secara berkelompok akan memudahkan penggerak-penggerak petani agar saling berbagi ilmu,” katanya.

 

 

 

 

 

 

(ipb/rie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *