Bangun RS Darurat Covid-19, Pemkot Bogor Kocek Rp16 Miliar

Foto ilustrasi (Net)

Kota Bogor, BogorUpdate.com
Angka positif Covid-19 di Kota Bogor masih tinggi, betapa tidak kasus perhari mencapai 70 kasus. Atas dasar itu Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membangun Rumah Sakit (RS) Lapangan Covid-19 di Wisma Atlet GOR Pajajaran hingga menelan anggaran Rp16 Miliar.

Ketua Komisi III DPRD, Zaenul Mutaqin (ZM) mengaku, mengenai rencana Pemkot Bogor membangun RS Lapangan di Wisma Atlet GOR Pajajaran hingga kini belum ada informasi kepada dewan.

“Kami mempertanyakan siapa yang akan menjadi leading sektor dalam pengoperasian RS Lapangan. Belum ada informasi apapun kepada kami. Siapa yang jadi leading sector, apakah RSUD atau Dinas Kesehatan (Dinkes). Padahal, itu penting agar sinergitas dalam menekan Covid-19 bisa terjadi,” ujar ZM, Senin (11/1/21).

Politisi PPP ini juga mempertanyakan darimana biaya pembangunan RS Lapangan. Sebab, pada APBD Tahun Anggaran 2021, tidak tertera mengenai proyek tersebut. “Itu karena kami tak diajak bicara mengenai hal itu. Di APBD tak ada mata anggaran untuk itu. DPRD tidak tahu soal RS Lapangan, kecuali untuk pembangunan di RSUD yang anggarannya dari PEN,” ujarnya.

Menurut Politisi PPP itu, dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pembangunan rumah sakit tersebut. “Kita akan lakukan pengecekan langsung dalam waktu dekat ini,” ungkapnya.

Sebelumnya Wali kota Bogor Bima Arya mengatakan, Pemkot Bogor juga terus meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dalam penanganan Covid-19. Saat ini bed occupancy ratio (BOR) atau jumlah keterisian tempat tidur isolasi ada di angka 85 persen.

Untuk menurunkan angka BOR tersebut, Pemkot Bogor saat ini sedang mengebut pembangunan rumah sakit lapangan di kawasan GOR Pajajaran, Jalan Pemuda, Tanah Sareal, Kota Bogor yang diargetkan Rampung 18 Januari

Menurut Bima, progres pembangunan RS Lapangan tersebut sudah di angka 70 persen. Dirinya optimistis fasilitas kesehatan khusus pasien Covid-19 ini akan rampung sesuai target, yakni 18 Januari 2021.

Diakuinya, RS Lapangan tersebut bisa menampung sekitar 68 tempat tidur dengan peruntukan pasien hijau dan kuning (gejala ringan dan sedang). Jadi nantinya, bagi yang tidak bisa ditampung di RS rujukan Covid-19, maka akan diarahkan ke RS Lapangan.

“Kita targetkan tanggal 18 (Januari) sudah beroperasi. Saya minta siang malam dikejar target. Kalau bisa lebih awal lebih bagus. Karena kebutuhannya sangat tinggi,” tandas Bima.

Sementara itu, Kepala RS Lapangan yang juga dokter spesialis penyakit dalam Yeti Hariyati, mengatakan bahwa sebanyak 128 tenaga kesehatan akan bertugas di RS Lapangan melayani pasien Covid-19.

“Secara fisik sudah hampir 100 persen ya. Kita tinggal pastikan lift harus jalan dulu agar memudahkan pemasangan alat kesehatan di lantai atas. 18 Januari itu Insya Allah akan diresmikan Pak Doni Monardo dari BNPB Pusat, rencana tanggal 12 kita sudah mulai simulasi pasien, tanggal 13 simulasi limbah,” jelas Yeti.

Yeti membeberkan, di lantai satu akan difungsikan sebagai layanan UGD, lalu di lantai dua untuk perawatan pasien perempuan. Sedangkan di lantai 3 untuk perawatan pasien laki-laki. “Pemeriksaan laboratorium dan PCR swabnya kita bekerjasama dengan RSUD Kota Bogor, untuk laboratoriumnya ke Labkesda,” tuturnya.

Masih kata dia, masing-masing lantai pada rumah sakit tersebut, mempunyai fungsi berbeda. Kata dia, RS Lapangan diperuntukan bagi pasien yang memiliki gejala dan memerlukan penanganan medis. “Lantai satu untuk IGD, lantai dua ruang isolasi wanita dengan jumlah 28 bed, lantai tiga terdapat 28 tempat tidur dan tenda besar untuk 12 pasien,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

(As/Bing)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *