3 Jurnalis TV Nasional Dihalangi Oknum Satpol PP Jabar Saat Pembongkaran Hibisc Fantasy Puncak 

Oknum Satpol PP Provinsi Jabar yang menghalangi 3 jurnalis TV Nasional saat meliput pembongkaran Hibisc Fantasy Puncak Bogor. (Foto: Wildan)

Cisarua, BogorUpdate.com – Tiga jurnalis TV Swastwa Nasional mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan dari oknum petugas Satpol PP Provinsi Jawa Barat (Jabar), saat melakukan tugas liputan di Wisata Hibisc Fantasy, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Senin (10/3/25).

Oknum Satpol PP tersebut melarang wartawan masuk area pembongkaran wisata yang terbukti melanggar hingga menyebabkan banjir bandang di Puncak Bogor beberapa waktu lalu.

Ketiga jurnalis TV yang dihalangi saat liputan tersebut ialah, iNews TV, Arief Nusantara TV dan Deni stringer TV One.

“Saya datang ke lokasi sekitar pukul 11:00 WIB. Saat di gerbang pintu masuk, seorang oknum Satpol PP menghampiri dan menanyakan maksud dan tujuan saya. Saya bilang wartawan untuk meliput,” kata Wildan.

Wildan yang datang menggunakan sepeda motor, dengan seragam serta id card lengkap itu ditahan saat hendak memasuki area. Oknum Satpol PP menghampiri dan meminta tanda pengenal atau Id Card hingga memfotonya.

“Oknum Satpol PP meminta surat tugas, dan bahkan memfoto wajah saya,” jelasnya.

Setelah menyerahkan ID card dan memfoto idcard serta wajah mereka, oknum tersebut kemudian pergi dan pintu gerbang dibuka oleh rekan Satpol PP yang lain.

Tak hanya Wildan, Deni dan Arief juga merasakan perlakuan tidak menyenangkan dari oknum yang sama. Bahkan oknum Satpol PP itu sempat mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.

“Saya menanyakan keberadaan Kasatpol PP Jabar di lokasi, oknum itu menjawab dengan bahasa tidak pantas dengan menjawab keliatannya ada ga? kalau ga ada ya berarti ga ada,” kata Arief menirukan jawaban dari oknum tersebut.

“Kalau ada keliatan sama saya ya saya ga akan nanya ke bapak (oknum satpol pp),” timpal Arief ke oknum Satpol PP.

Setelah adanya cekcok, kemudian seorang Satpol PP lain bernama Yogi menemui awak media, sambil mohon di maklum atas apa yang sudah terjadi.

“Karena di Satpol PP itu kan ada yang SDM nya rendah dan berpendidikannya juga dari SD sampai SMA/sederajat,” ucap Yogi. (Win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *