Bima-Dedie Audiensi Bersama BEM se-Bogor Raya, Bahas 17 Isu

BOGORUPDATE.COM – Wali Kota Bogor Bima Arya didampingi Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim berserta para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menerima audiensi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi di kota hujan, Kamis (26/4/2019).

 

Dalam pertemuan di ruang Paseban Sri Bima, komplek Balaikota Bogor itu turut dibahas sedikitnya 17 isu terkait sejumlah evaluasi dan masukan bagi pembangunan Kota Bogor ke depan. Diskusi pun berlangsung sekitar dua jam.

 

Selain saling menanggapi pernyataan dari kedua belah pihak, Pemkot Bogor juga memaparkan sejumlah capaian pada periode sebelumnya dan target serta fokus pembangunan pada periode 2019-2024.

 

Koordinator BEM se-Bogor Raya Iqbal Habibi membeberkan 17 isu yang dibahas dalam forum tersebut. Mulai dari penyediaan bank sampah, edukasi warga di bantaran sungai, komitmen berantas KKN, ketegasan Perda KTR, payung hukum perlindungan anak dan perempuan, penyediaan mobil ambulance di tiap kelurahan.

 

Selain itu, BEM juga meminta kejelasan mengenai revitalisasi Terminal Baranangsiang, Infrastruktur, merawat keberagaman, penyediaan lembaga khusus untuk mengentaskan kemiskinan, program penurunan kemiskinan, penyediaan 68 taman baca, memberdayakan pemuda dalam membangun wilayah serta pelatihan, membuat wajib belajar 12 tahun, kerjasama dengan kampus, dan yang terakhir BEM meminta Bima Arya untuk bersedia mengadakan dialog serupa setiap 3 bulan sekali.

 

“Kami ingin menjadi mitra kritis, yang benar-benar mengawal program Pemkot bogor atas apa yang telah dan akan dilakukan. Tidak sekedar menjadi mitra kritisi tetapi juga ingin memberi solusi,” jelasnya.

 

Menanggapi itu, Bima Arya menegaskan bahwa dirinya bersama para kepala dinas sudah mencatat dan akan segera menindak lanjuti isu yang disampaikan para mahasiswa tersebut. Namun, menurut Bima, dari sekian isu yang disampaikan, ada sejumlah program yang sudah berjalan, sedang berjalan dan ada beberapa yang baru akan dilakukan tahun ini.

 

Bima menjelaskan, tantangan yang dihadapi Pemkot Bogor adalah membangun sistem dan kultur warga Kota Bogor, disamping melakukan terobosan-terobosan. Salah satunya dalam menangani sampah di Kota Bogor, dilakukan dengan jemput bola dari hulu. Selain itu, ada kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti komunitas, akademisi/kampus, swasta, pemerintah dan media massa.

 

“Program naturalisasi sungai Ciliwung, ada tiga target yang ingin dicapai, kualitas hidup, Destinasi wisata yang terintegrasi dan penanggulangan banjir. Semua dihitung dan datanya ada di Satgas yang kami beri nama Kancra (Pasukan Ciliwung untuk Naturalisasi). Setelah itu, kita pilah mana yang bisa diintervensi pemerintah kota, provinsi maupun pusat. Dimensinya lengkap, tidak sekedar infrastruktur tapi juga kualitas hidup dan bangun kultur,” tegas Bima.

 

Untuk isu kerukunan, lanjut Bima, kuncinya adalah kebersamaan unsur Muspida Kota Bogor dan silaturahmi semua elemen. Bagi generasi muda Kota Bogor, tahun 2019, dengan bantuan Pemprov Jawa Barat, akan dibangun Pusat Kreatif. Bima juga mengajak para generasi muda, untuk berperan aktif dalam pengembangan kampung tematik.

 

Di akhir diskusi, Bima mengundang rekan-rekan mahasiswa untuk menghadiri dan terlibat langsung dalam konsultasi publik tentang rencana pembangunan Kota Bogor lima tahun kedepan pada 2 Mei 2019 mendatang. (Rie)

 

 

 

 

 

Editor: Refer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *