Angka Penceraian di Kota Bogor Menurun

 

BogorUpdate.com – Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku menerima laporan dari Pengadilan Agama (PA) bahwa tahun ini angka penceraian menurun sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya.

 

“Kemarin saya kaget ketemu Kepala Pengadilan Agama, bahwa angka penceraian turun 10 persenn, itu signifikan biasanya naik dari tahun ke tahun,” kata Bima usai nonton bareng di Botani Square, kemarin.

 

Diakui Bima, selaku kepala daerah dirinya biasa menanda tangani Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan mengajukan gugatan cerai ke PA. Dan selama setahun belakanngan jumlahnya memang tidak terlalu banyak.

 

“Saya kan Wali Kota biasanya menandatangani perceraian PNS, tahun ini turun mencapai 30 persen, biasanya setiap tahun ada 150 kadang 170, tahun ini turun, tapi tahun ini lebih sedikit,” ujarnya.

 

Namun ia mengaku, sejauh ini belum mengetahui apa faktor yang menyebabkan turunnya angka penceraian di Kota Bogor, apakah dampak dari Sekolah Ibu yang di gagas PKK atau faktor lain.

 

“Wallahualam, itu karena dampak sekolah ibu atau bukan, makanya besok saya akan ke pengadilan agama untuk membedah hal itu,” jelasnya.

 

Menyikapi keharmonisan keluarga, Suami Yane Adrian itu menuturkan,
yang dibutuhkan dalam sebuah rumah tangga itu adalah waktu kebersamaan bersama keluarga.

 

“Kalau melihat difilm tadi (keluarga cemara-red) ujung-ujungnya, yang kita cari, yang kita pertahankan dan kita perjuangkan itu adalah kebeasmaan bersama keluarga, harta apapun, rumah dimana pun tidak ada artinya jika kebersamaan itu tidak ada,” jelasnya.

 

Makanya lanjuta dia, dirinya merasa terpukul ketika ada peristiwa-peristiwa kekerasan terhadap anak, atau kekerasan rumah tangga.

 

“Seperti pembunuhan kemarin, itu kan perguatan biadab, mengganggu kenyamanan kita semua, ini adalah ikhtiar kita PR kita bersama dalam membangun ketahanan keluarga di Kota Bogor,” tambahnya.

 

Disinggung soal peran dan manfaat program sekolah ibu dalam mempertahankan keluarga, ia menegaskan program sekolah ibu harus paham betul konsepnya. Karena bukan hanya mencegah penceraian, tetapi sekolah ibu itu untuk membangun ketahanan keluarga pemberdayaan perempuan.

 

“Karena, kalau kita lihat persoalan penceraian bukan hanya bertumpu karena kesalahan perempuan, tetapi juga dikaum laki-laki,” tandasnya. (As)

 

 

 

 

 

 

Editor : Tobing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *