Pemerintah Optimistis Neraca Dagang Bisa Surplus di Akhir Tahun

<p>Proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/9). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan nasional periode Januari-Juli 2018 terjadi defisit 3,09 miliar dolar AS atau sekitar Rp46 triliun. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp/18.</p>

Proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/9). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan nasional periode Januari-Juli 2018 terjadi defisit 3,09 miliar dolar AS atau sekitar Rp46 triliun. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp/18.

 

BogorUpdate.com – Pemerintah berharap proyeksi neraca dagang bisa surplus hingga US$ 2 miliar – US$ 3 miliar di akhir tahun. Hal itu dilihat dari beberapa kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan.

 

Staf Presiden di bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, kebijakan pemerintah yang telah diterapkan itu adalah penerapan biodiesel 20% (B20) dan pengetatan pajak penghasilan (PPh) impor.

 

Bahkan dirinya menyebutkan, pemerintah sendiri awalnya menargetkan di tahun ini neraca dagang bisa surplus bisa US$ 4 miliar. “Tapi dengan catatan, pada Agustus 2018 neraca dagang bisa netral,” ungkap Erani kepada wartawan, Rabu (19/9/18).

 

Tapi nyatanya, BPS melansir di bulan kalau neraca dagang masih defisit sebesar US$ 1,02 miliar. “Ini masih defiist US$ 1 miliar, barangkali harus dihitung. kita harap US$ 2-3 miliar (surplus akhir tahun),” tambah Erani.

 

Pasalnya, BPS sendiri menunjukkan tren yang positif, di mana non-migas mengalami surplus US$630 juta. Tapi saat ini pekerjaan rumah ada di migas yang bulan lalu masih defisit US$1,6 miliar.

 

Maka itu pihaknya menilai jika adanya kebijakan yang diterapkan itu bisa langsung berimbas positif ke neraca dagang.

 

 

 

 

 

Editor : Endi | Kontan.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *